Minggu, 15 Januari 2017

makalah kegiatan luar sekolah



KEGIATAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam menempuh
 Mata Kuliah Adragogi, oleh

Dosen Pembina : Hj. Aas Saraswati, Mpd



Hasil gambar untuk lambang unpas



Disusun oleh :

Devi Fuji Astuti          155060112





PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
   2016
DARI KURSUS MENJAHIT HINGGA MENJADI KARYAWAN BUMDES
Membuka lapangan kerja melalui kegiatan dengan visi berkelanjutan
Kursus menjahit PMDM Desa Laskap, Malili
Kegiatan kursus jahit bagi 40 orang warga Desa Laskap, Kecamatan Malili, yang sebagian besar masuk kategori RTM.
Selama tiga bulan, mulai akhir Januari 2016 PMDM desa Laskap Malili melaksanakan kegiatan kursus menjahit bagi warga desa. Kegiatan yang tampak sederhana ini ternyata memiliki visi keberlanjutan yang dipikirkan matang oleh pemerintah desa dan pelaku PMDM. Dalam musyawarah desa, masyarakat mencari kegiatan yang bisa mengangkat ekonomi warga, khususnya kelompok rumah tangga miskin. “Di Laskap masih minim sekali tukang jahit. Yang ada pun belum profesional, jadi hanya bisa mengerjakan pekerjaan jahit sederhana dan hanya bisa terima sedikit orderan,” kata Erna, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa Laskap.
Karena itulah dana PMDM bidang ekonomi senilai Rp21 juta dialokasikan untuk membiayai enam warga mengikuti kursus jahit secara gratis. Namun kuota enam orang dianggap terlalu sedikit. Maka atas inisiatif kepala desa, peserta ditambah menjadi 40 orang. Mereka yang mendapat kesempatan mengikuti kursus 80% berasal dari kelompok rumah tangga miskin (RTM).
Dukungan terhadap kegiatan tersebut juga datang dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), yang membelikan 20 unit alat jahit, mulai dari mesin jahit, mesin potong, hingga mesin bordir. Setelah menamatkan kursus, para peserta direkrut menjadi karyawan BUMDes. “Dukungan pemerintah desa dan BUMDes bagus sekali. Sekarang malah peserta kursus sudah menerima pesanan seragam sekolah yang dikerjakan bersama,” kata Erna.

Diatas merupakan contoh  kegiatan orang dewasa yang menekuni pendidikan luar sekolah. Banyak jenis pendidikan luar sekolah, khususnya yang berupa kursus-kursus, yang merupakan lahan kegiatan yang didominasi oleh perempuan. Sebagai contoh dapat disebutkan kursus-kursus menjahit dan  memasak. Di luar itu juga terdapat kegiatan-kegiatan pelatihan di bidang-bidang khusus, seperti menenun dengan teknik dan penggunaan ragam-ragam hias tradisional, yang dipimpin oleh ibu-ibu. Kegiatan pelestarian seni dan teknik tradisi yang semula sangat 'domestik' itu kini banyak ditransformasikan menjadi kegiatan publik, di mana peserta pelajaran menenun itu, misalnya, adalah wanita-wanita muda dari manapun, tidak perlu harus anak atau sanak dari si ibu yang merupakan nara sumber.
Pendidikan luar sekolah dapat bersifat non-formal, dalam arti tidak menggunakan struktur persekolahan dan kurikulum yang ketat, meskipun suatu sasaran tertentu ada ditetapkan. Contohnya adalah Kejar Paket A dan Kejar Paket B, serta kursusu-kursus yang mempunyai bahan ajar yang disusun secara terencana. Pada akhir kegiatan yang demikian itu biasa diberikan tanda selesai mengikuti paket atau kursus yang bersangkutan.
Di samping itu dapat juga suatu kegiatan pendidikan "luar sekolah" bersifat informal, atau 'tidak resmi', yaitu yang sama sekali tidak diikat oleh kurikulum yang ketat dan para pelakunya pun cenderung bersifat sukarela. Modus seperti ini banyak terdapat dalam upaya-upaya penerusan ilmu, kemahiran, dan atau ketrampilan dalam hal yang secara kategorik dapat disebut ekspresi folklor dan atau pengetahuan tradisional (traditional knowledge). Dalam penerusan jenis-jenis pengetahuan tertentu peranan wanita dominan, misalnya dalam peracikan obat-obatan tradisional, dalam perawatan kesehatan dan kecantikan, serta dalam perawatan bayi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar